Beranda | Artikel
Kewajiban Bertaubat Kepada Allah Pada Waktu Terkena Musibah dan Bencana
Rabu, 23 November 2022

KEWAJIBAN BERTAUBAT DAN TUNDUK MERENDAHKAN DIRI KEPADA ALLAH PADA WAKTU TERKENA MUSIBAH

Dari Abdul Aziz bin Baz kepada orang-orang muslim yang mau mengetahuinya. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka ingat, mengambil pelajaran serta nasehat akan ketentuan-ketentuan yang terjadi dan segera bertaubat dengan taubat yang sebesar-besarnya dari kesalahan-kesalahan dan dosa. Amiin.

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kebijaksanaan yang sangat, hujjah yang jelas, ilmu yang meliputi segala sesuatu menguji hamba-hamba-Nya dengan kebahagian dan kesengsaraan, bencana dan kehidupan yang menyenangkan, nikmat dan siksa untuk menguji kesabaran dan syukur kepada mereka. Maka barangsiapa yang bersabar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada waktu terkena musibah, mengadu pada-Nya akan dosa-dosanya kemudian berhenti darinya dan minta rahmat serta ampunan-Nya niscaya berkesudahan yang terpuji (khusnl khatimah).

Allah Azza wa Jalla berfirman dalam kitab-Nya yang agung.

الم أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?) Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. [Al-Ankabut/29:1-3]

Maksud fitnah pada ayat ini adalah ikhtibar, imtihan (ujan)  sehingga jelaslah siapa yang benar siapa yang dusta, siapa yang bersabar dengan bersyukur. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi yang lain.Sanggupkah kamu bersabar Dan Rabbmu Maha Melihat”. [Al-Furqan/25:20]

وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang ssebenar-benarnya) ”. [Al-Anbiya’/21:35]

وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran) ”. [Al-A’raf/7:168]

Maksud dari hasanat (yang baik-baik) adalah kesuburan, kemewahan, kesehatan, kemuliaan, pertolongan di dalam melawan musuh dan selainnya.

Maksud dari sayyiat (yang buruk-buruk) adalah musibah-musibah seperti ; sakit, terjepit musuh, gempa bumi, angin, badai, banjir yang menyapu bersih dan menghancurkan, dan sebagainya. Allah Azza wa Jalla telah berfirman.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) ”.[Ar-Ruum/30:41]

Artinya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menyediakan kebaikan dan keburukan serta kerusakan yang nampak supaya manusia kembali kepada kebenaran, segera bertaubat dari hal-hal yang diharamkan Allah, dan segera taat kepada Allah dan rasul-Nya, karena kufur dan maksiat adalah sebab timbulnya segala musibah dan kejahatan di dunia dan akhirat.

Adapun tauhid (mengesakan Allah), beriman kepada-Nya, dan kepada Rasul-Nya, taat kepada-Nya dan taat kepada Rasul-Nya, berpegang teguh kepada syariat-Nya, mengingkari kepada orang yang menyelisihinya itu adalah sebab memperoleh segala kebaikan di dunia dan akhirat, memperoleh ketetapan dalam kebaikannya, bisa saling menasehati-nasehati di dalamnya, bantu membantu di dalamnya manuju kemulian dunia akhirat, selamat dari segala hal yang tidak disukai, diampuni dengan adanya cobaan, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. [Muhammad/47:7]

وَلَيَنصُرَنَّ اللهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي اْلأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاَةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ اْلأُمُورِ

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”. [Al-Hajj/22: 40-41]

وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik”. [An-Nuur/24: 55]

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَ امَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. [Al-A’raaf/7: 96]

Dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan pada berbagai ayat-Nya bahwa umat-umat terdahulu yang terkena siksa, penghinaan, angin topan, angin yang dahsyat, suara yang mengelegar, dibenamkan kedalam bumi, ditenggelamkan banjir, dan selainnya itu adalah dengan sebab kekafiran dan dosa mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

فَكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ اْلأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَاكَانَ اللهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang menguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. [Al-Ankabut/29: 40]

وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. [Asy-Syuura/42: 30]

Dan Dia memerintahkan hamba-Nya untuk bertaubat kepada-Nya, merendahkan diri-Nya, pada waktu terkena musibah. Allah Azza wa Jalla telah berfirman.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَ امَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai”. [At-Tahrim/66: 8]

وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. [An-Nuur/24: 31]

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُم بِالْبَأْسَآءِ وَالضَرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ . فَلَوْلاَ إِذَاجَآءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan”. [Al-An’aam/6: 42-43]

Pada ayat yang mulia ini ada himbauan dan dorongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya untuk tunduk merendahkan diri serta minta pertolongan kepada-Nya tatkala musibah berupa sakit, luka, peperangan, gempa bumi, angin topan, banjir dan sebagainnya. Itulah yang dikandung oleh firman-Nya Azza wa Jalla.

فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا

Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) untuk tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka? ”

Kemudian Dia menerangkan bahwa kekerasan hati mereka dan usaha setan untuk menampakkan kebagusan kepada mereka dari pekerjaan jelek mereka, semua itu menghalangi mereka untuk bertaubat, tunduk dan minta ampun kepada Allah. Allah Subhanhu wa Ta’ala telah berfirman:

وَلَكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ

Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan”. [Al-An’aam/6:43]

Sungguh telah ada riwayat yang shahih dari khalifah Rasyidah amirul mukminin, Umar Bin Abdul Aziz bahwa tatkala terjadi gempa bumi pada masanya beliau menulis surat kepada para pekerjanya di berbagai negara (daerah) dan memerintahkannya mereka untuk menyuruh kaum muslimin agar bertaubat, tunduk dan minta ampun kepada Allah karena dosa-dosanya.

Dan kamu sungguh mengetahui wahai orang-orang muslim akan cobaan-cobaan dan musibah-musibah yang terjadi pada zaman kita. Diantaranya adalah orang-orang muslim dikuasai oleh orang-orang kafir seperti Afghanistan, Filiphina, Hindia, Palestina, Libanon, Ethiophia, dan selainnya. Diantaranya lagi adalah gempa bumi di Yaman dan berbagai negara yang lain. Diantaranya lagi adalah kematian yang meluas, angin yang menghancurkan, serta menyapu bersih harta-harta, pohon-pohon, kapal-kapal dan sebagainya. Dan salju yang bahayanya tidak terhitung banyaknya diantaranya adalah kelaparan, paceklik, dan kemarau di berbagai negara. Semua di atas dan bencana-bencana serta musibah-musibah yang semacamnya yang diujikan Allah pada hamba-Nya adalah dengan sebab kekafiran dan kedurhakaan serta berpalingnya dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mendatangi kemewahan dunia dan gairahnya yang bersifat pendek, berpaling dari akhirat dan tanpa menyiapkan diri untuk akhirat kecuali hamba-hamba-Nya yang dirahmati-Nya.

Jelaslah bahwa musibah-musibah dan selainnya mengharuskan hamba untuk segera bertaubat kepada-Nya dari segala yang diharamkan Allah kepada mereka, segera patuh kepada-Nya, berhukum kepada Syari’at-Nya, tolong-menolong di dalam kebaikan dan taqwa, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Kapan saja hamba-hamba bertaubat kepada Rabb mereka, tunduk pada-Nya, segera menuju keridhaan-Nya, tolong-menolong di dalam kebaikan dan taqwa, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, pasti Allah memperbaiki keadaan mereka, menjaga mereka dari kejahatan musuh, dan ditempatkan (pada tempat yang baik) di muka bumi, mereka ditolong dari serangan musuh, akan disempurnakan nikmat-Nya untuk mereka, akan dipalingkan dari kemungkaran-Nya, seperti Allah telah berfirman sedangkan Dia adalah yang paling benar perkataannya:

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. [Ar-Ruum/30: 47]

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ . وَلاَتُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

Berdo’alah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. [Al-A’raaf/7:55-56]

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِن تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat”. [Hud/11:3]

وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًايَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik”. [An-Nuur/24:55]

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلاَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمُُ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [At-Taubah/9:71]

Allah Azza wa Jalla menjelaskan pada ayat-ayat ini bahwa rahmat-Nya, kebaikan-Nya, pengamanan-Nya, dan semua nikmat-Nya hanyalah bisa didapati dengan sempurna yang digabungkan dengan kebahagiaan akhirat oleh orang yang bertaqwa dan beriman kepada-Nya, taat kepada rasul-rasul-Nya, kontinyu pada syari’at-Nya, bertaubat pada-Nya karena dosa-dosanya. Adapun orang yang berpaling dari taat kepada Allah, tidak mau melaksanakan hak-Nya, meneruskan kekafiran dan kemaksiatan kepada-Nya, maka Allah sungguh telah mengancam dengan macam-macam siksaan dunia akhirat dan mempercepat siksaan baginya yang hal ini adalah kandungan dari kebijaksaan Allah supaya menjadi contoh bagi yang lain seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

فَلَمَّا نَسُوا مَاذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَآأُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ . فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”. [Al-An’aam/6:44-45]

Oleh karena itu wahai kaum Muslim, koreksilah dirimu, bertaubatlah kepada Rabb-mu, mintalah ampun pada-Nya, segeralah untuk taat kepada-Nya, tinggalkanlah maksiat, tolong-menolonglah di dalam kebaikan dan taqwa, berbagus-baguslah sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat adil, persiapkanlah dirimu dengan berbagai kebaikan sebelum maut (kematian) menjemput, sayangilah orang-orang yang lemah di antara kamu, bantulah orang-orang yang fakir di antara kamu, perbanyaklah untuk ingat dan minta ampun kepada-Nya, saling memerintahkanlah pada kebajikan, dan saling melaranglah dari yang mungkar, niscaya kamu menjadi orang-orang yang disayang (Allah), jadikanlah pelajaran musibah-musibah yang mengenai orang-orang selainmu disebabkan dosa dan kesalahan mereka. Allah akan memberi taubat kepada orang yang mau bertaubat atas kesalahan mereka, akan menyayangi orang yang berbuat kebaikan. Dan kesudahan yang baik (khusnul khatimah) akan diperoleh oleh orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ

Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa”. [Hud/11 : 49]

إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”. [An-Nahl/16:128]

Allah-lah Dzat yang diminta dengan mana-nama-Nya yang baik, dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, untuk melimpahkan kasih sayang-Nya pada hamba-hamba-Nya yang muslim, untuk memberikan kepahaman mereka di dalam agama, untuk menolong mereka dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang kafir dan munafiq, dan supaya menurunkan siksa-Nya pada mereka yang mana siksa-Nya tidak bisa ditolak dari (terkena) orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya Dia-lah penolong serta yang kuasa terhadapnya. Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikut-nya yang mengikuti mereka dengan kebaikan sampai hari kiamat.

(Diterjemahkan dari Kitab Wujubut Taubah Ilallah Wadh Dharaah Inda Nuzulil Mashaib, karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz oleh Abu Yahya)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun V/1421H/2002M.  Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/66124-kewajiban-bertaubat-kepada-allah-pada-waktu-terkena-musibah-dan-bencana.html